ILMU PENGETAHUAN



KING OF GALAXIAN


ASTRONOMI
 
GALAKSI
Pusat galaksi di arah rasi Sagitarius. Bintang-bintang utama dalam rasi Sagitarius ditandai dengan titik merah. Tampak bahwa terdapat penampakan seperti bayangan hitam di tengah yang dikelilingi oleh semacam "aura" cemerlang. Bayangan hitam itulah yang menjadi asal usul nama "Bima Sakti".
Bima Sakti (dalam bahasa Inggris Milky Way, yang berasal dari bahasa Latin Via Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Γαλαξίας Galaxias yang berarti "susu") adalah galaksi spiral yang besar termasuk dalam tipe Hubble SBbc dengan total masa sekitar 1012 massa matahari, yang memiliki 200-400 milyar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1000 tahun cahaya.[1] Jarak antara matahari dan pusat galaksi diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di dalam galaksi bima sakti terdapat sistem Tata Surya, yang didalamnya terdapat planet Bumi tempat kita tinggal. Diduga di pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif (black hole). Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam supermasif ini. Tata surya kita memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu orbit, jadi telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit tata surya adalah 217 km/d.
Di dalam bahasa Indonesia, istilah "Bima Sakti" berasal dari tokoh berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa kuno melihatnya sebagai bayangan hitam yang dikelilingi semacam "aura" cemerlang. Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya "milky way" sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit. Pita kabut atau "aura" cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi.
Diperkirakan ada 4 spiral utama dan 2 yang lebih kecil yang bermula dari tengah galaksi. Dan dinamakan sebagai berikut:
Lengan Orion atau Lengan Lokal
Lengan Cygnus atau Lengan Luar
Dimensi
Cakram bintang Bima Sakti kira kira berdiameter 100.000 tahun cahaya (9.5×1017 km), dan diperkirakan rata rata mempunyai ketebalan 1000 tahun cahaya (9.5×1015 km). Bima Sakti diestimasikan mempunyai setidaknya 200 milyar bintang[2] dan mungkin hingga 400 milyar bintang[3]. Angka pastinya tergantung dari jumlah bintang bermassa rendah, yang sangat sulit dipastikan. Melebihi bagian cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih tebal. Observasi terakhir mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti mempunyai ketebalan sekitar 12.000 tahun cahaya (1.1×1017 km) - sebesar dua kali nilai yang diterima sebelumnya. Sebagai panduan ukuran fisik Bima Sakti, sebagai misal kalau diameternya dijadikan 100 m, Tata Surya, termasuk awan oort, akan berukuran tidak lebih dari 1 mm.
Cahaya galaksi memancar lebih jauh, tapi ini dibatasi oleh orbit dari dua satelit Bima Sakti yaitu Awan Magellan Besar dan Kecil (the Large and the Small Magellanic Clouds), yang memiliki perigalacticon kurang lebih 180.000 tahun cahaya (1.7×1018 km). Pada jarak ini dan lebih jauh selanjutnya, orbit-orbit dari obyek sekitar akan didisrupsi oleh awan magelan, dan obyek obyek itu kemungkinan besar akan terhempas keluar dari Bima Sakti.
Perhitungan terakhir oleh teleskop Very Long Baseline Array (VLBA) menunjukkan bahwa ukuran Bima Saki adalah lebih besar dari yang diketahui sebelumnya. Ukuran Bima Sakti terakhir sekarang dipercaya adalah mirip seperti tetangga galaksi terdekat, galaksi Andromeda. Dengan menggunakan VLBA untuk mengukur geseran daerah formasi bintang-bintang yang terletak jauh ketika bumi sedang mengorbit di posisi yang berlawanan dari matahari, para ilmuwan dapat mengukur jarak dari berbagai daerah itu dengan assumsi yang lebih sedikit dari usaha pengukuran sebelumnya. Estimasi kecepatan rotasi terbaru dan lebih akurat (yang kemudian menunjukan dark matter yang terkandung di dalam galaksi) adalah 914,000 km/jam. Nilai ini jauh lebih tinggi dari nilai umum sebelumnya 792,000 km/jam. Hasil ini memberi kesimpulan bahwa total masa Bima Sakti adalah sekitar 3 trillion bintang, atau kira kira 50% lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Tabrakan di Planet Jupiter
Ditulis oleh ivie pada 6/07/10 • Kategori Planet •




Tahun lalu tepatnya tanggal 19 Juli 2009, para pengamat langit dikejutkan dengan peristiwa ditabraknya Jupiter oleh benda asing yang tak dikenal. Berbagai analisis diberikan salah satunya si penabrak ini merupakan benda setengah asteroid dan setengah komet.
Dan hampir setahun kemudian di tanggal 3 Juni 2010 pukul 20.30 UT atau 4 Juni 04.30 wib, Anthony Wesley dari Australia yang tahun lalu menjadi orang pertama yang menyaksikan tabrakan jupiter, kembali berhasil melihat tanda adanya tabrakan lain yang terjadi di Jupiter. Bekas tabrakan baru ini juga dikonfirmasi keberadaannya oleh Christopher Go dari Filipina.

Lanjutan Cerita Setahun Lalu

Bersamaan dengan tabrakan baru di Jupiter, sebuah hasil penelitian juga dirilis tentang obyek misterius yang tanpa peringatan telah menabrak Jupiter tahun lalu dan menyisakan tanda gelap sebesar lautan Pasifik. Tanda ini pertama kali dilihat oleh astronom amatir Anthony Wesley dari Australia yang ditindak lanjuti oleh observatorium di seluruh dunia termasuk Teleskop Hubble milik NASA. Semuanya mengarahkan matanya pada bintik tak terduga yang tercipta di planet gas raksasa ini.
Sebelum tahun 2009, para astronom juga sudah pernah menjadi saksi hidup kejadian kosmik yang sama di bulan Juli 1994 saat lebih dari 20 potongan komet P/Shoemaker-Levy 9 (SL9) masuk dalam atmosfer Jupiter. Salah satu kebetulan yang menarik, tabrakan di tahun 2009 itu terjadi pada minggu yang sama 15 tahun kemudian.

Perbandingan Citra Pengamatan

Perbandingan citra yang dilakukan dengan menggunakan citra Hubble dari kedua tabrakan (1994 dan 2009) menunjukkan kalau obyek tersangkanya adalah asteroid berukuran 500 meter. Citra yang diambil tampaknya menunjukan kondisi paling awal atau kondisi tepat sesudah terjadinya tabrakan dari sbeuah asteroid pada planet bukannya komet.
Tabrakan terus menerus yang terjadi di Jupiter mengungkapkan bahwa Tata Surya merupakan tempat yang kacau, dimana kejadian tak terduga bisa saja terjadi lebih sering. Bahkan sebenarnya untuk kasus Jupiter, diperkirakan planet gas ini akan mengalami tabrakan setiap beberapa ratus tahun sampai beberapa ribu tahun sekali. Ternyata? Dalam 15 tahun dan dalam selang 1 tahun sudah ada tabrakan yang menyisakan tanda. Walaupun survei untuk mengkatalogkan asteroid terus dilakukan, namun masih saja ada benda-benda kecil yang tidak dikenal dan muncul tiba-tiba menyebabkan terjadinya malapetaka.
Kejadian yang terjadi diam-diam dalam sepi tentunya mengejutkan karena pengamatan hanya bisa menangkap dampak setelah tabrakan terjadi. Untungnya di tahun 1994, Teleskop Hubble berhasil mengamati dan mengambil citra keseluruhan rangkaian fenomena tabrakan termasuk sifat dan asal usul si obyek penabrak sebelum terjadinya tabrakan.
Di tahun 2009, astronom Heide Hammel dari Space Science Institute di Boulder, Colo, bersama timnya berhasil melihat dan menangkap citra puing-puing hasil tabrakan dengan Wide Field Camera 3 dan Advanced Camera for Surveys yang dimiliki Teleskop Hubble
Hasil analisa mengungkap kunci perbedaan antara kedua tabrakan (1994 dan 2009), dan memberi petunjuk untuk tabrakan 2009. Pada kejadian tabrakan tahun 1994, para astronom melihat adanya halo yang muncul di sekitar lokasi dalam citra ultra ungu yang diambil Hubble. Keberadaan halo ini merupakan bukti debu halus yang timbul dari tumbukan pecahan-pecahan komet. Citra ultra ungu yang diambil itu juga menunjukkan kekontrasan atau perbedaan yang kuat dari puing-puing yang muncul akibat tabrakan dan awan Jupiter.
Pada tabrakan tahun 2009, citra ultra ungu Hubble tidak menunjukkan keberadaan halo dan perbedaan yang muncul dari puing hasil tabrakan dan awan Jupiter memudar dengan cepat. Kedua petunjuk menunjukkan kurangnya partikel ringan yang memberikan bukti tak langsung untuk tabrakan yang terjadi oleh asteroid padat dibanding debu komet.
Bentuk lonjong dari situs tabrakan juga berbeda dari tabrakan tahun 1994, mengindikasikan obyek yang menabrak Jupiter di tahun 2009 datang dari sudut yang lebih rendah dibanding pecahan SL9. Selain itu obyek yang datang di tahun 2009 ini juga datang dari arah yang berbeda dari arah datangnya pecahan SL9.
Asteroid apakah itu?

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tabrakan di Jupiter setahun yang lalu, anggota tim Agustin Sanchez-Lavega dari University of the Basque Country di Bilbao, Spanyol, mengadakan analisa untuk mendapatkan kemungkinan orbit dari si obyek penabrak. Hasilnya diindikasi kalau si penabrak ini kemungkinan berasa dari obyek di keluarga Hilda, sabuk asteroid sekunder yang terdiri dari 1100 asteroid yang mengorbit dekat Jupiter.
Tabrakan di tahun 2009 itu sendiri memiliki kekuatan sama dengan beberapa ribu kekuatan ledakan bom nuklir standar, atau sebanding dengan tabrakan pecahan medium SL9 di Jupiter 15 tahun lalu. Pecahan terbesar yang meledak bisa memiliki beberapa kali lebih kuat dibanding seluruh ledakan nuklir yang ada di Bumi.
Noda Gelap di Wajah Jupiter

Bintik gelap yang tampak di Jupiter memang sesekali tampak muncul dalam sejarah pengamatan. Catatan pengamat Jupiter telah dipenuhi berbagai referensi dari keberadaan bintik-bintik tersebut, termasuk di dalamnya bintik putih, bintik aneh maupun bintik yang sudah dikenal dengan baik. Hanya sedikit yang bisa menjadi tanda terjadinya tabrakan pada Jupiter oleh benda lain.
Di tahun 1686, astronom Italia Giovanni Cassini meaporkan adanya bintik gelap di Jupiter yang besarnya sebesar hasil tabrakan pecahan terbesar SL9. Dan hampir 150 tahun kemudian di tahun 1834, astronom Inggris George Airy melaporkan adanya fitur gelap di sabuk selatan Jupiter yang tampak 4 kali lebih besar dari bayangan di planet yang disebabkan oleh bulan Galilean.
Kerjasama Para Astronom Amatir

Di balik semua kejadian di Jupiter, teramatinya tabrakan di tahun 2009 maupun di tahun 2010 ini menunjukkan pentingnya kehadiran dan kerja para astronom amatir. Selain itu, ini juga menunjukkan bagaimana seharusnya para astronom amatir dan profesional saling bekerjasama dalam mengamati langit malam dan menyingkap setiap rahasia di baliknya.
Sumber : Hubble, Anthony Wesley, Christopher Go




Misteri 90% Galaksi Yang Tidak Tampak
Ditulis oleh ivie pada 3/28/10 • Kategori Galaksi •


Sudah sejak lama para astronom mengetahui bahwa dalam berbagai survey alam semesta pada jarak yang sangat jauh, ada sejumlah besar fraksi dari cahaya instrinsik yang tidak teramati. Namun mereka tak pernah menyangka kalau bagian yang tak teramati itu sangat besar. Mengapa demikian? Simak penjelasannya.

Pengamatan modern saat ini, khususnya pada survey yang “sangat dalam” dengan menggunakan 2 dari 4 teleskop raksasa 82 meter pada Very Large Telescope (VLT) milik ESO dan filter yang dibangun dengan unik maka para astronom bisa menentukan fraksi besar galaksi yang cahayanya membutuhkan waktu 10 milyar tahun untuk sampai ke kita namun dalam kenyataannya tak pernah tiba. Survei ini juga membantu para astronom untuk mengungkap beberapa galaksi yang sangat lemah yang pernah ditemukan pada masa awal alam semesta.
Pada umumnya, para astronom menggunakan karakteristik yang kuat seperti sidik jari cahaya yang dipancarkan oleh hidrogen yang juga dikenal sebagai garis lyman-alfa, untuk menyelidiki jumlah bintang yang terbentuk pada alam semesta yang sangat dini. Namun kemudian diprediksi kalau sejumlah galaksi jauh ini tidak berhasil dikenali pada survei tersebut. Survei terbaru dari VLT untuk pertama kalinya berhasil menunjukkan apa yang telah terjadi sebelumnya. Sebagian cahaya Lyman-alfa ternyata terjebak dalam galaksi yang memancarkannya, dan 90% galaksi tidak muncul dalam survei lyman-alfa.
Selama ini para astronom memang menyadari kalau mereka kehilangan sejumlah fraksi galaksi dalam survei lyman-alfa namun jumlah pastinya baru diketahui sekarang. Dan ternyata jumlahnya besar.
Teknik Pengamatan

Dalam survei yang dilakukan untuk mengetahui total luminositas yang hilang, Matthew Hayes dan timnya menggunakan kamera FORS pada VLT dan filter pita sempit yang dibuat khusus untuk mengukur cahaya Lyman-alfa, menurut metodologi survei Lyman-alfa yang standar digunakan. Filter pita sempit merupakan filter optik yang didesain untuk meneruskan cahaya dengan lalu lintas cahaya yang sempit, dipusatkan pada panjang gelombang tertentu.
Selain itu, digunakan juga kamera baru HAWK-I yang dipasang di teleskop VLT lainnya, maka keduanya akan mensurvei area yang sama untuk cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang berbeda, yang juga berasal dari hidrogen yang bersinar dan dikenal sebagai garis H-alfa. Kedua teleskop VLT ini secara spesifik mencari galaksi yang cahayanya telah menjelajah angkasa selama 10 milyar tahun (pergeseran merah 2,2), pada area yang telah dipelajari sebelumnya dan dikenal sebagai bidang selatan-GOODS (GOODS-South).
Pengamatan ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan untuk mendapatkan hasil detil dari cahaya yang datang dari hidrogen pada 2 panjang gelombang yang spesifik. Survei ini memang mendalam dan berhasil mengungkap keberadaan galaksi lemah pada epoh awal di alam semesta
Dari hasil pengamatan ini, para astronom bisa menyimpulkan kalau survei tradisional dengan menggunakan Lyman-alfa hanya memperlihatkan sebagian kecil dari total cahaya yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh foton Lyman-alfa dihancurkan dalam interaksi dengan awan gas dan debu antar bintang. Efek interaksi tersebut pada Lyman-alfa memang sangat signifikan jika dibanding dengan pada cahaya H-alfa. Akibatnya, banyak galaksi dengan proposi hampir 90% jadi tak terlihat oleh survei tersebut.
Jadi pada survei tradisional jika ada 10 galaksi yang tampak, maka di tempat itu kemungkinan memiliki ratusan galaksi.
Metode pengamatan yang berbeda, yang menargetkan cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang berbeda senantiasa memberikan hasil yang berbeda dan juga membawa manusia untuk melihat alam semesta yang baru sebagian bisa dikenali.
Hasil survei ini membawa para astronom mengetahui berapa banyak cahaya yang hilang. Dengan demikian para kosmolog akan dapat membangun gambaran kosmos yang lebih akurat, dan bisa memahami dengan lebih baik lagi seberapa cepat bintang terbentuk pada waktu yang berbeda dalam masa hidup alam semesta.
Sumber : ESO


Lubang Hitam Yang Bergerak Berlawanan Arah
Ditulis oleh ivie pada 6/02/10 • Kategori Galaksi •



Alam semesta menyimpan misteri yang sangat besar. Ini tak bisa dipungkiri. Bahkan walaupun hasil pengamatan telah membawa manusia pada pemahaman akan alam semesta, selalu saja ada sesuatu yang membawa manusia untuk melihat setiap kejadian di alam semesta itu unik dan bahkan mengejutkan.
Kali ini cerita itu datang dari lubang hitam. Ia seakan menantang pemahaman manusia dan membawa kita untuk melihat dari cara yang bertentangan dengan pemahaman konvensional. Hasil penelitian terbaru menunjukan kalau lubang hitam supermasif yang berputar berlawanan arah ternyata bisa menghasilkan jet gas yang sangat kuat dan ganas. Hasilnya, implikasi pada perubahan galaksi berdasarkan waktu akan dapat terjadi.
Apa yang terjadi di seluruh galaksi, tak bisa tidak sangat bergantung pada apa yang terjadi di area pusat yang kecil tempat lubang hitam berada.

Pergerakan Lubang Hitam

Lubang hitam di alam semesta merupakan distorsi ruang dan waktu yang sangat besar dengan gravitasi yang juga demikian besar sehingga cahaya tak dapat lolos darinya. Selama lebih dari satu dekade, para astronom telah mengetahui bahwa semua galaksi termasuk Bima Sakti dihuni oleh lubang hitam supermasif yang bernilai milyaran massa Matahari. Lubang hitam dikelilingi dan diberi makan oleh piringan gas dan debu yang dikenal sebagai piringan akresi. Dan terdapat aliran jet yang luar biasa kuat muncul dari bawah dan atas piringan seperti laser ada angin yang sangat kuat bertiup dari piringan itu sendiri.
Dalam pergerakannya, lubang hitam bisa bergerak searah dengan gerak piringan (lubang hitam prograde) atau berputar berlawanan arah putaran piringan yang dikenal sebagai lubang hitam retrograde. Selama beberapa dekade, para astronom meyakini semakin cepat putaran lubang hitam maka semakin kuat juga jet yang dihasilkannya. Namun ternyata ada masalah lain yakni model paradigma putaran. Dalam penelitian pada lubang hitam, ditemukan juga lubang hitam prograde yang tidak memiliki semburan aka jet tersebut.
David Garofalo dari NASA Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, Calif dalam penelitian yang ia lakukan selama ini telah mencoba mengajukan model lain dari lubang hitam, yakni lubang hitam retrograde. Dalam penelitiannya si lubang hitam retrograde memiliki jet yang sangat kuat sedangkan lubang hitam prograde hanya memiliki jet yang lemah atau tak ada sama sekali.

Bukti Pengamatan

Teori yang diajukan Gorofalo hanya akan jadi teori jika tidak ada pengamatan yang menghubungkan keduanya. Untuk menghubungkan keduanya, pengamatan galaksi dilakukan pada jarak yag berbeda-beda dari Bumi. Pencarian dilakukan pada galaksi “radio yang keras” dan memiliki jet maupun galaksi “radio tenang” yang memiliki jet lemah atau tidak sama sekali. Istilah radio ini muncul karena jet yang muncul pada umumnya menembakan berkas cahaya dalam bentuk gelombang radio.
Hasilnya menunjukkan galaksi radio-keras yang berada lebih jauh ditenagai oleh lubang hitam retrograde sementara obyek radio-tenang yang relatif dekat justru berasal dari lubang hitam prograde. Menurut tim ini, lubang hitam supermasif berevolusi seiring waktu dari gerak retrograde ke gerak prograde. Dengan model yang baru ini, paradoks dari paradigma putaran yang ada bisa diselesaikan. Bahkan menurut David Meier dari JPL, “semua jadi sesuai dengan porsinya masing-masing”.
Lubang Hitam Retrograde

Lantas mengapa lubang hitam dengan putaran yang berlawanan arah memiliki jet yag lebih kuat?
Hal ini tampaknya disebabkan oleh ruang yang lebih besar yang ada antara lubang hitam dan tepi bagian dalam piringan yang sedang mengorbit. Celah yang ada memberi ruang yang lebih besar untuk membentuk medan magnetik yang merupakan bahan bakar dari jet. Ide ini dikenal sebagai konjektur Reynold.
Bayangkan saat kamu mendekati kipas angin lebih dekat. pada saat itu kam bergerak dengan arah rotasi yang sama dengan si kipas angin, tentunya semua akan jadi lebih mudah. Demikian juga dengan lubang hitam. Materi yang mengorbit lubang hitam dalam piringan akan bergerak mendekat ke benda yang bergerak pada arah yang sama dibanding jika obyek lainnya itu bergerak berlawanan arah.
Evolusi Galaksi

Jet atau semburan tiba-tiba dan angin peran penting dalam membentuk nasib galaksi di alam semesta. Beberapa penelitian menunjukkan jet bisa memperlambat bahkan mencegah pembentukan bintang bukan hanya dalam galaksi tempat terjadinya jet tapi juga pada galaksi lain di dekatnya.
Jet yang muncul mengangkut sejumlah besar energi ke piggiran galaksi, menggantikan sejumlah besar volume gas antar galaktik dan bertindak sebagai agen umpan balik antara pusat galaksi dan lingkungan dalam skala besar.
Untuk bisa memahami asal mula semua ini akan menjadi kepentingan dan ketertarikan yang amat tinggi dalam astrofisika modern di masa depan.
Sumber : NASA JPL



Posted by ivie on Jun 12, 2010 in Extrasolar | 0 comments
[Translate]         
Penemuan planet baru di luar sistem Tata Surya sudah bukan lagi hal asing. Namun selalu saja ada sesuatu yang baru dan menarik dari tiap planet yang ditemukan itu. Keunikan yang membuat manusia terpesona akan alam semesta dan melihat tak ada yang persis sama di alam semesta. masing-masing sistem punya keunikan tersendiri.



Demikian juga dengan planet yang baru ditemukan ini. Ia merupakan planet pertama yang bisa secara langsung diikuti pergerakannya dari satu sisi ke sisi lain dari bintang induknya oleh para astronom. Planet ini memang memiliki orbit yang paling kecil dari semua exoplanet yang dipotret secara langsung. Ia berada cukup dekat dengan bintang induknya seperti jarak Saturnus ke Matahari.
Diyakini, exoplanet yang satu ini terbentuk melalui cara yang sama dengan planet raksasa di Tata Surya. Dari usianya, exoplanet baru ini masih terbilang muda. Dengan demikian penemuan ini bisa menjadi bukti bahwa planet gas raksasa bisa terbentuk dalam piringan hanya dalam beberapa juta tahun, sebuah rentng waktu yang pendek dalam waktu kosmik.
Bintang Beta Pictoris                  
Exoplanet yang baru ditemukan ini berada dalam sistem keplanetan bintang Beta Pictoris. Sebuah bintang yang umurnya hanya 12 juta tahun, dan 75% lebih masif dari Matahari. Mereka berada pada jarak 60 tahun cahaya di konstelasi Pictor (sang Pelukis). Bintang yang satu ini merupakan contoh yang baik dalam hal bintang yang dikelilingi piringan puing-puing debu.
Pada pengamatan awal, para pengamat melihat keberadaan piringan yang melengkung, sebuah piringan sekunder dan komet-komet bergerak jatuh ke bintang. Apa yang terlihat ini memang tidak langsung namun menjadi sebuah tanda awal keberadaan sebuah planet masif. Pada akhirnya hasil pengamatan memang menunjukkan kehadiran sebuah planet.
Jika ditilik dari usia bintang yang masih muda, hasil pengamatan ini menjadi bukti bahwa planet raksasa dapat terbentuk di dalam piringan dalam rentang waktu yang singkat yakni hanya beberapa juta tahun.
Hasil pengamatan juga menunjukan bahwa piringan disekitar bintang muda tersebut tersebar dalam waktu beberapa juta tahun. Dengan demikian pembentukan planet raksasa pastinya terjadi jauh lebih cepat dibanding sebelumnya.
Pengamatan Sistem Beta Pictoris
Untuk melakukan pengamatan exoplanet di sistem Beta Pictoris, tim pengamat menggunakan instrumen NAOS-CONICA (NACO), yang dipasang di salah satu unit teleskop 8.2 meter
 Very Large Telescope (VLT) milik ESO. Tujuannya adalah untuk bisa mempelajari area di sekitar Beta Pictoris pada tahun 2003,2008 dan 2009.
Di tahun 2003, sebuah sumber yang lemah di dalam piringan terlihat oleh pengamat, namun pada saat itu tidak memungkinkan untuk meniadakan kemungkinan bahwa ia merupakan bintang latar belakang. Dalam citra yang diambil di tahun 2008 dan pada musim semi 2009, sumber redup itu ternyata sudah menghilang. Pengamatan yang kemudian dilakukan pada musim gugur 2009, justru menunjukkan keberadaan si obyek di sisi lain piringan setelah masa menghilangnya.
Kasus si sumber yang menghilang bisa jadi merupakan masa dimana ia berada di balik bintang atau malah di depan bintang. Jika ia berada di depan bintang, keberadaannya tak terdeteksi karena tertutup cahaya bintang yang sangat cerlang. Dari sinilah bisa diambil kesimpulan kalau si sumber ini merupakan sebuah exoplanet yang tengah mengorbit bintang. Tak hanya itu, data yang ada juga berhasil digunakan untuk mengetahui ukuran orbitnya disekeliling bintang.
Exoplanet Beta Pictoris b
Dari sekitar 10 exoplanet yang dipotret secara langsung, exoplanet Beta Pictoris b di sistem Beta Pictoris memiliki ukuran orbit terkecil yang diketahui sampai saat ini. Ia berada pada jarak skeitar 8 – 15 SA atau bila dibandingkan dengan Tata Surya, ia berada pada jarak Saturnus – Matahari.
Selain itu, periode exoplanet yang pendek juga memberi kesempatan bagi para pengamat untuk merekam keseluruhan gerak orbitnya dalam 15-20 tahun. Dan yang pasti studi lanjut Beta Pictoris b akan memberikan informasi penting mengenai proses fisis dan kimiawi atmosfer planet raksasa yang masih muda.
Exoplanet Beta Pictoris b memiliki massa 9 kali massa Jupiter, massa yang tepat serta berada pada lokasi yang pas untuk bisa menjelaskan terjadinya kelengkungan pada bagian dalam piringan saat diamati. Jika dikaji lebih jauh, penemuan ini memiliki kemiripan dengan prediksi keberadaan Neptunus yang dilakukan oleh Adams dan LeVerrier di abad ke-19, berdasarkan pengamatan orbit Uranus.
Salah satu hal yang perlu disorot adalah, bersama dengan ditemukannya exoplanet lain disekitar bintang muda dan masif seperti Fomalhaut dan HR8799, maka keberadaan Beta Pictoris b menunjukan kalau planet super Jupiter merupakan hasil bentukan yang sering terjadi dari pembentukan planet di bintang yang lebih masif.
Exoplanet seperti ini akan mengganggu piringan di sekitar bintang, dan membentuk struktur yang bisa diamati oleh Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA).
Bersama dengan Beta Pictoris b, ada beberapa kandidat planet lainnya yang juga berhasil dipotret. Exoplanet tersebut berada jauh dari bintang induknya. Bahkan lebih jauh lagi dibanding jarak Beta Pictoris b ke bintang induknya. Jika dibandingkan dengan Tata Surya maka planet-planet tersebut berada lebih jauh dari orbit Neptunus. Proses pembentukan exoplanet jauh tersebut tampaknya cukup berbeda jika dibandingkan dengan pembentukan planet di Tata Surya dan di Beta Pictoris.
Sumber : ESO  
Posted by nggieng on Nov 3, 2008 in Kosmologi | 0 comments
Dari ilmu biologi, kita telah mempelajari tentang evolusi manusia yang telah berjalan selama jutaan, tetapi tulisan ini tidak ingin berkutat pada bagaimana manusia berevolusi dari kera, tetapi ingin menyatakan, bahwa betapa ilmu pengetahuan bisa memberikan jawaban ilmiah tentang betapa panjangnya rentang waktu kehidupan ini telah berlangsung. 


  Perkembangan ilmu pengetahuan juga telah memberikan gambaran yang semakin mendalam tentang keberadaan manusia di dalam semesta ini. Sudah ribuan tahun manusia merumuskan keberaaaannya di permukaan suatu daratan yang kemudia terdefinisi sebagai planet bumi, dan bahwa planet bumi sudah berusia sangat tua; demikian, sudah banyak bukti dikumpulkan untuk menjelaskan asal usul dan usia planet bumi. Berapa lama keberadaan manusia di bumi dan sudah berapa tua planet bumi, dapat ditentukan karena begitu banyaknya bukti yang tersedia dan ide-ide yang mendasari teori yang ada dapat (dan sudah) diuji berbagai experimen.
Kemudian pusat perhatian kita pindahkan, bahwa ternyata bumi dapat dinyatakan sebagai anggota kecil tata surya yang berpusat di matahari, bahwa matahari hanyalah anggota liliput dari milyaran bintang-bintang dalam suatu gugusan (galaksi), bahwa terdapat banyak sekali galaksi di alam semesta. Pertanyaannya adalah, bagaimana manusia dapat menjelaskan ini, dan sudah seberapa tua kah semesta ini? Bagaimana kita tahu umur semesta?
Semesta secara astronomi adalah semua hal yang bisa diamati. Bisa diamati berarti bahwa, ‘suatu bagian’ dari semesta bisa dilihat, diperoleh informasi-nya, dan dipelajari pesan dari informasi tersebut. Suatu bagian itu sendiri bisa jadi berada sangat jauh dari jangkauan manusia, sebagai contoh, bulan sebagai obyek langit yang ‘dekat’, sekalipun manusia pernah mendarat di bulan, tetapi upaya untuk memahami bulan tidak akan cukup dengan dua tiga kali pendaratan; dengan demikian, mau tidak mau untuk memahami informasi dari obyek-obyek yang jauh tersebut kita hanya bisa bersandar pada informasi yang sampai kepada kita. Bentuk informasi yang sampai kepada kita secara universal adalah cahaya, baik cahaya tampak ataupun energi dalam bentuk yang lain kepada kita dari berbagai sudut semesta ini, e.g. kita bisa memahami bulan dari cahaya matahari yang dipantulkan oleh permukaan bulan, kita bisa bercerita banyak tentang bintang dari kerlap-kerlip bintang di waktu malam, matahari di waktu siang, atau bercerita tentang galaksi melalui gelombang radio yang sampai ke kita.
Tugas para ahli astronomi kemudian adalah menelaah informasi yang ada tersebut dan menyusun gambaran tentang semesta kita. Bagaimana menyusunnya? Pertama, melakukan pengamatan dan pengukuran dengan berhati-hati, kedua, menggunakan hukum-hukum fisika yang sahih membangun model dan teori yang diharapkan bisa menjelaskan fenomena yang teramati, kemudian, melepaskan semua prasangka dan hal-hal yang mempengaruhi penilaian kita terhadap penjelasan sehingga menjadi hasil yang obyektif. Lalu bagaimanakah gambarannya?
Kita mulai dari Bumi kita sendiri, Bumi adalah planet ketiga, dari delapan planet yang tercatat mengitari suatu bintang yang bernama Matahari, lengkap dengan planet-planet kerdil yang banyak sekali jumlahnya. Dengan demikian, keluarga Bumi dinamai sebagai Tata Surya. Di dalam keluarga Tata Surya terdapat lusinan bulan dan tak terhitung jumlahnya kepingan batuan dan bongkahan es yang tersisa dari pembentukan sistem Tata Surya. Bukti untuk hal ini sudah banyak terkumpul, mulai dari batu-batu yang dibawa dari bulan, pecahan batu yang jatuh dari langit (meteorit), dan debu antariksa yang diambil jauh di luar atmosfer.
Kemudian, beralih ke Matahari, Matahari hanyalah satu dari milyaran bintang yang membentuk gugusan bintang yang kita namakan galaksi Bima Sakti (Milky Way), di antara ratusan bintang yang telah dipelajari memiliki planet, sebagaimana Matahari. Ada bintang yang terbukti lebih tua dari Matahari, ada juga yang baru terbentuk dari bahan mentah galaksi.
Jadi sudah berapa jauh jarak yang sudah kita tempuh berdasarkan gambaran tadi? Jika semua informasi tersebut dibawa oleh cahaya, sementara cahaya bergerak dengan laju 300.000 km per detik. Dengan pengetahuan ini, didapat bahwa, untuk bintang yang paling dekat dengan Matahari membutuhkan waktu 4,3 tahun untuk cahayanya sampai ke pengamat di Bumi; dan dibutuhkan 100.000 tahun untuk cahaya melintasi galaksi Bima Sakti. Dengan demikian diperkenalkan satu satuan jarak yang disebut sebagai satuan tahun cahaya, sehingga jarak bintang yang paling dekat dengan Bumi adalah 4,3 tahun cahaya, dan satu tahun cahaya adalah sebesar 9500 milyar kilometer.
Jauh diluar galaksi Bima Sakti, terdapat galaksi-galaksi yang lain. Pengamatan dengan teleskop terbesar di dunia menunjukkan bahwa milyaran galaksi pada setiap arah kita pandangi langit. Disekitar galaksi kita terdapat satu yang lebih besar dari galaksi kita pada konstelasi Andromeda, berjarak 2.4 juta tahun cahaya. Jadi jika kita melihat galaksi Andromeda malam ini, kita telah melihat cahaya yang berasal dari sana setelah 2.4 juta tahun yang lalu, (apakah pada saat itu manusia sudah ada?). Itu baru dari satu galaksi yang bertetangga dekat dengan galaksi kita, sementara masih banyak galaksi yang jaraknya lebih jauh lagi. Jadi berapa umur alam semesta ini? Apakah sejauh ‘mata memandang?’
Ahli astronomi juga merumuskan skala yang serupa untuk waktu. Pengukuran yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semesta terbentuk sekitar 14 milyar tahun lalu dalam suatu keadaan yang sangat rapat dan panas, dikenal sebagai Ledakan Besar (Big Bang). Matahari dan Bumi terbentuk dari “bahan baku mentah” gas dan debu Bima Sakti, sekitar 4,5 – 4,6 milyar tahun yang lalu. Bukti adanya kehidupan di Bumi yang paling awal telah ada sekitar 3,7 milyar tahun yang lalu. Dengan skala yang seperti ini, jika catatan adanya peradaban manusia berumur sekitar 5000 tahun yang lalu, betapa umur manusia jauh sangat muda dibandingkan umur semesta ini, tetapi bagaimana kita bisa menghitung umur semesta yang sudah sangat tua? Kita akan sampai kesana.
ILMU KOMPUTER
 
 
 LINUX
 
 
SEJARAH DAN MACAM-MACAM DISTRO LINUX
SEJARAH LINUX
Sejarah sistem operasi Linux berkaitan erat dengan proyek GNU, proyek program bebas freeware terkenal diketuai oleh Richard Stallman. Proyek GNU diawali pada tahun 1983 untuk membuat sistem operasi seperti Unix lengkap — kompiler, utiliti aplikasi, utiliti pembuatan dan seterusnya — diciptakan sepenuhnya dengan perangkat lunak bebas. Pada tahun 1991, pada saat versi pertama kerangkaLinux ditulis, proyek GNU telah menghasilkan hampir semua komponen sistem ini — kecuali kernel. Torvalds dan pembuat kernel seperti Linux menyesuaikan kernel mereka supaya dapat berfungsi dengan komponen GNU, dan seterusnya mengeluarkan Sistem operasi yang cukup berfungsi. Oleh karena itu, Linux melengkapi ruang terakhir dalam rancangan GNU.
Linux (atau GNU/Linux) adalah operating system open source yang mulai dikembangkan oleh Linus Torvalds dan masih dikembangkan terus hingga sekarang oleh banyak sukarelawan dan developer di seluruh dunia. iIstilah "Linux Indonesia" adalah istilah generik yang dipakai untuk mengacu kepada keseluruhan komunitas Linux Indonesia. Linux adalah sebuah sistem yang multiuser, multitasking dengan tools kompatibel UNIX yang lengkap. Sistem file-nya mengikuti semantic UNIX tradisional dan mengimplementasikan secara penuh standar model network.
DISTRO LINUX
Distro LINUX adalah LINUX yang dibuat dengan memaketkan program tertentu berdasarkan source yang ada dan dikemas sedemikian rupa sehingga mempunyai tampilan atau fitur yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan si pembuat distro. Ada distro yang berfokus pada server artinya distro tersebut lebih dioptimasi ke sistem server sehingga software atau program yang di paketkan adalah khusus untuk server saja contoh untuk distro ini antara lain : Trustix Secure Linux, Turbo Linux Server, Red Hat Enterprise Server, Server Optimize Linux (SOL), Mandrake Security dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Ketika pengguna Linux baru berkenalan dengan Linux, biasanya mereka terbentur pada masalah distro yang akan dipakai/dipilih. Secara garis besar distro Linux sama yaitu menggunakan 'kernel' Linux, perbedaannya hanya pada paket program, program instalasi, organisasi direktori dan berkas, program aplikasi dan utilitas tambahan.
Distro Linux berbeda untuk kebutuhan yang berbeda. Dibawah ini merupakan beberapa distro Linux, diantaranya :
1. Lycoris
Lycoris adalah distro linux yang telah membuat versi linux yang cantik dan menyerupai WinXP, dari segi warna,icon, maupun kemudahan-kemudahan yang ada. Dari tampilan-tampilan screenshot pada situsnya Anda dapat mengamati bahwa memang Lycoris merupakan distro Linux yang pintar mempercantik diri sehingga dengan menggunakan Lycoris Anda akan merasa bekerja dengan Windows XP. Bahkan OpenOffice yang dipaketkan dengan Lycoris memiliki icon-icon yang cantik dan khas Lycoris. Lycoris memiliki paket-paket yang berbeda, dan paket distro Linuxnya dinamakan Desktop /LX. Lycros memiliki fasiltias IRIS yaitu Internet Rapid Installer for Software untuk mengupdate Linux Anda dengan software-software baru. Hanya saja distro ini tidaklah gratis dan Anda perlu membayar dengan sejumlah "dollar US".
2. Xandros
Xandros memiliki integrasi lebih baik dengan jaringan Windows, mampu menjalankan aplikasi OfficeXP, mampu meresize partisi NTFS saat instalasi, dll. Xandros juga bukan merupakan produk gratis tetapi komersial.
Secara singkat Xandros menawarkan kelebihan berikut:
• Lima langkah instalasi grafis yang mudah
• Manajemen partisi terintegrasi
• Tampilan yang familiar
• Aplikasi berkualitas dari para engineer Xandros
• Kompatibilitas dengan file format Microsoft
3. Lindows
Lindows masih kalah dibanding Lycoris dalam segi kecantikan tampilan tetapi Lindows telah lebih matang dan telah mencapai versi 4.0. Fasilitas yang menarik dari Lindows adalah Click-n-Run yaitu fasilitas mendapatkan ribuan software Linux yang sudah dikonfigurasi untuk Lindows dengan sekali klik dan proses instalasi ini juga dapat menambahkan shortcut di desktop dan daftar program secara otomatis.Lindows juga merupakan produk komersial.
4. Linare
Linare memiliki distro Linux khusus desktop dan paket CPU yang sudah terinstall Linare. Linare masih jarang terdengar dan merupakan pendatang baru. Linare juga merupakan produk komersial.
5. Debian/GNU Linux
Debian GNU/Linux adalah distro non komersial yang dihasilkan oleh para sukarelawan dari seluruh dunia yang saling bekerjasama melalui Internet. Distro ini menginginkan adanya semangat open-source yang harus tetap ada pada Debian. Kedinamisan distro ini membuat setiap rilis paket-paketnya di-update setiap waktu dan dapat diakses melalui utilitas apt-get. Apt-get adalah sebuah utilitas baris-perintah yang dapat digunakan secara dinamis untuk meng-upgrade sistem Debian GNU/Linux melalui apt-repository jaringan archive Debian yang luas. Milis dan forum debian selalu penuh dengan pesan-pesan baik mengenai bug, masalah, sharing, dll. Dengan adanya sistem komunikasi ini bug dan masalah keamanan pada tiappaket dapat dilaporkan oleh para pengguna dan pengembang Debian dengan cepat. Keuntungan dari Debian adalah upgradability, ketergantungan antar paket didefinisikan dengan baik, dan pengembangannya secara terbuka.
6. Linux-Mandrake
Linux-Mandrake adalah salah satu distro turunan dari Red Hat Linux yang menyediakan banyak pengembangan dan aplikasi 'pre-configured' dan didukung banyak bahasa di seluruh dunia. Distro ini dikenal mudah untuk pemula dan cocok untuk kelas desktop tapi tidak menutup kemungkinan untuk dijadikan platform padaserver. Optimasi untuk prosesor kelas Pentium ke atas membuat Linux-Mandrake dapat berjalan dengan baik pada platform tersebut.
7. Red Hat Linux
Red Hat adalah distro yang cukup populer di kalangan pengembang dan perusahaan Linux. Dukungan-dukungan secara teknis, pelatihan, sertifikasi, aplikasi pengembangan, dan bergabungnya para hackerkernel dan free-software seperti Alan Cox, Michael Johnson, Stephen Tweedie menjadikan Red Hat berkembang cepat dan digunakan pada perusahaan. Poin terbesardari distro ini adalah Red Hat Package Manager (RPM). RPM adalah sebuah perangkat lunak untuk memanajemen paket-paket pada sistem Linux kita dan dianggap sebagai standar de-facto dalam pemaketan pada distro-distro turunannya dan yang mendukung distro ini secara luas.
8. Slackware
Distronya Patrick Volkerding yang terkenal pertama kali setelah SLS. Slackware dikenal lebih dekat dengan gaya UNIX, sederhana, stabil, mudah dikustom, dan didesain untuk komputer 386/486 atau lebih tinggi. Distro ini termasuk distroyang cryptic dan manual sekali bagi pemula Linux , tapi dengan menggunakan distro ini beberapa penggunanya dapat mengetahui banyak cara kerja sistem dan distro tersebut. Slackware adalah tertuayang masih tegar bertahan di segala jaman. Hari ini dengan bangga merilis generasi barunya Slackware versi 11 diantara gelombang peluncuran distro-distro besar lainnya seperti Mandriva 2007 dan tidak lama lagi Fedora 6.
9. Turbo Linux
Turbo Linux merupakan salah satu distro Linux yang diminati oleh perusahaan dan perorangan di Jepang dan Asia. Produk berbasis Linux dengan kinerja tinggi ini dimanfaatkan untuk pasar workstation danserver terutama untuk penggunaan clustering dan orientasinya ke perusahaan. Beberapa produk-produknya: TurboLinux Workstation untuk dekstopnya, TurboLinuxServer untuk backend server dengan kinerja tinggi terutama untuk penggunaan bisnis di perusahaan, e-commerce dan transaksi B2B (Business-to-Business).
10. Knoppix
Knoppix merupakan distro Linux live-cd yang dapat dijalankan melalui CD-ROM tanpa menginstalnya di hard-disk. Aplikasinya sangat lengkap dan cocok untuk demo atau belajar Linux bagi yang belum mempunyai ruang pada hard-disknya, dapat juga untuk CD rescue. Kelemahan dari knoppix adalah diperlukannya memori yang besar untuk menggunakan modus grafisnya yaitu 96 MB walaupun bisa juga dijalankan pada memori 64 MB dengan swap pada hard-disk seperti pengalaman penulis tapi Anda perlu sedikit bersabar. Distro ini berbasis Debian GNU/Linux.
TIPS UNTUK MEMILIH DISTRO
• Jika Anda ingin mencoba atau belajar Linux tanpa mengubah atau menginstalnya di hard-disk, distro live-cd seperti knoppix bisa jadi pilihan.
• Installah distro Linux yang dipunyai teman dekat kita. Alasannya jika terjadi sesuatu dengan Linux yang kita instal atau sekedar ingin bertanya segala sesuatu tentang Linux, ada seseorang yang bisa kita tanya, dan dengan adanya teman-teman, kita bisa berdiskusi, ngoprek bareng dan seiring dengan berjalannya waktu kita dan temen-temen kita akan berkembang bersama-sama.
• Setelah kita menginstal Linux dengan distro yang dipunyai teman kita dan sekiranya sudah mahir dalam memainkan atau menggunakan Linux, kita bisa coba untuk menginstal distro lain yang menurut kita bagus dan sesuai dengan preferensi kita.
• Instal dan coba seluruh distro aja! itu bagus tapi ini akan menghabiskan waktu dan biaya, kita bisa memilih distro-distro mana saja yang sekiranya kita cocok/suka, dengan melihat pengalaman teman yang sudah pernah pakai, dokumentasi, artikel, dan materi-materi yang terkait
• Terus bekerja seperti biasa dalam sistem Linux kita, jika memungkinkan bisa dengan variasi distro dan aplikasi yang berbeda, pada akhirnya kita bisa merasakan dan memahami distro mana yang paling cocok untuk preferensi atau kebutuhan kita.